Februari 13, 2025

Hrinsights – Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Beraktivitas

Cara Efektif Menjaga Kesehatan Mental Agar Tetap Bahagia

Faktor Mental
2025-02-05 | admin9

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Mental

Kesehatan mental kerap kali dikesampingkan. Tak kali orang baru peduli akan kesehatan mental saat sudah mengalami situasi sulit seperti stres, depresi, gangguan makan, atau gangguan mental lainnya. Banyak orang berpendapat bahwa kesehatan mental seseorang utamanya dipengaruhi oleh riwayat genetik dan lingkungan. Tetapi hakekatnya, hal tersebut bukanlah satu-satunya hal yang berkontribusi pada kesehatan mental seseorang. Apa saja unsur yang memengaruhi kesehatan mental seseorang? Simak ulasannya berikut ini.

Elemen-Elemen yang Memengaruhi Kesehatan Mental

Apa penyebab seseorang dapat mengalami braxtonatlakenorman.com situasi sulit kesehatan mental? Diinfokan dari WebMD, Situasi kesehatan mental manusia ialah keadaan yang amat rumit Sebagian unsur yang dapat memengaruhi kesehatan mental antara lain:

Elemen Biologis

Elemen biologis turut membatasi peranan penting pada keadaan kesehatan mental seseorang. Sebagian penyakit mental kerap dikaitkan dengan fungsi tidak normal pada sirkuit sel saraf yang mengaitkan kawasan otak tertentu. Sel saraf pada sirkuit otak memperkenalkan sinyal melewati senyawa kimia yang disebut neurotransmitter. Saat ada situasi sulit pada neurotransmitter, seseorang dapat mengalami gangguan seperti gangguan suasana hati atau gangguan kecemasan.

Baca Juga : Tips Mengatasi Masalah Psikis pada Remaja Zaman Now

Elemen biologis ini juga erat kaitannya dengan bagaimana keadaan kesehatan jasmani tubuh Anda seperti:

  • Riwayat genetik
  • Penggunaan obat-obatan terlarang
  • Tradisi merokok dan minum alkohol
  • Kurang tidur
  • Aktivitas jasmani atau olahraga
  • Pola makan sehari-hari
  • Penyakit yang sedang dialami

Elemen Psikis

Elemen psikis yang mungkin berkontribusi terhadap penyakit mental antara lain:

Stress psikis parah yang diderita semasa kecil seperti pelecehan emosi, jasmani, atau seksual
Kehilangan orang yang dicintai seperti kehilangan orang tua, kakak, adik, teman, atau orang terdekat lainnya
Pernah ditelantarkan
Tidak sanggup menjalin kekerabatan bagus dengan orang lain
Mengalami tekanan dari lingkungan sekitar (sekolah, kantor, tetangga)
Merasa tak percaya diri dan rendah diri

Elemen Lingkungan Sosial

Kesehatan mental seseorang juga dapat dipengaruhi oleh unsur sosial. Adanya situasi sulit atau tekanan dari lingkungan sekitar dapat memicu situasi sulit penyakit mental. Sebagian situasi sulit sosial yang dapat memicu stres antara lain:

  • Perceraian atau kematian pasangan
  • Keluarga yang tak utuh
  • Perasaan tak sanggup, rendah diri, kuatir, marah, atau kesepian
  • Sulit mengikuti keadaan dengan lingkungan baru seperti pindah profesi atau sekolah
  • Mempunyai situasi sulit pada citra diri seperti merasa tak indah seperti standar kecantikan pada umumnya

Orang yang mengalami situasi sulit kesehatan mental dampak unsur sosial adakalanya sulit dideteksi. Akibatnya ini disebabkan oleh sulitnya keterbukaan seseorang mengenai keadaan kesehatan mentalnya pada orang lain, termasuk psikolog atau dokter. Elemen progres penyembuhan adakalanya memakan waktu lebih lama.

Elemen Sosial Ekonomi

Diinfokan dari WebMD, penelitian memperlihatkan adanya kekerabatan antara situasi sulit sosial dan ekonomi dengan kesehatan mental yang buruk. Elemen sosial ekonomi yang berkontribusi terhadap situasi sulit kesehatan mental mencakup:

  • Pengangguran
  • Berpenghasilan rendah
  • Kemiskinan
  • Utang
  • Situasi kehidupan yang buruk atau tak stabil
  • Pendidikan rendah
Share: Facebook Twitter Linkedin
Gaya Mental
2025-02-03 | admin9

6 Alasan Kenapa Perantau Dikenal Mental Tangguh dan Petarung

Merantau seolah menjadi budaya yang akrab dilakukan oleh banyak orang. Ada beberapa alasan mengapa seseorang memutuskan untuk pergi merantau. Mulai dari melanjutkan pendidikan, mengembangkan bisnis, maupun demi kelangsungan karier dan kesuksesan. Namun yang perlu diketahui, menjadi seorang anak rantau tidaklah mudah.

Memutuskan untuk merantau, tentu kamu akan keluar dari zona nyaman dan harus siap menyesuaikan dengan budaya serta kebiasaan baru. Dalam hal ini, sikap dan tingkah lakumu harus benar-benar dijaga agar tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri. Berikut ini lima hal penting yang harus diingat ketika kamu sedang berada di tanah perantauan.

Baca Juga: Gangguan Mental: Penyebab dan Pemahaman Cara Atasinya

1. Keluar Dari Zona Nyaman

Ketangguhan mental para perantau pada umumnya karena berani https://jknailsbeauty.com/ keluar dari zona nyaman, di saat orang lain mungkin betah di lingkungannya.

Dengan keluar dari tempat kelahiran, tentu akan menyesuaikan diri sebaik mungkin di lingkungan yang baru.

2. Cakrawala Berpikir Luas

Berada di lingkungan baru akan mendorong perantau untuk lebih opend minded alias berpikiran terbuka.

Di lingkungan baru akan menemukan kebudayaan, pola pikir, dan kebiasaan yang berbeda, sehingga cakrawala berpikirnya luas.

3. Mengerti Arti Penting Keluarga

Menjadi perantau, tentu ada sanak famili yang ditinggal jauh di tanah kelahiran. Momen ini yang menguras emosional mereka.

Dengan merantau, akhirnya membuat mereka paham arti keluarga, ketulusan dan kerinduan kepada orang-orang yang tersayang.

4. Bertanggung Jawab

Saat merantau, mereka akan menjadi pribadi yang bebas, mengatur waktu sendiri, mengurus diri tanpa orang tua dan memutuskan sesuatu dengan tangan dan kepalanya sendiri.

Akibatnya, kemandiriannya menuntunnya menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Apalagi mereka sadar bahwa berada di lingkungan orang harus memiliki integritas.

5. Daya Juang Tinggi

Jika sebelum merantau, ada orang tua dan keluarga lainnya yang akan membantu. Tapi berbeda di saat di perantauan.

Mereka dituntut mandiri, bertanggung jawab dan penuh semangat yang tinggi. Karena mereka harus berkompetisi dengan orang lain dengan ketat. Tak ayal, mereka terbentuk daya juangnya yang tinggi.

6. Jaringan Luas

Jelas, ketika berada di lingkungan baru, mau tak mau harus menjalin komunikasi dengan pihak lainnya.

Dari yang mungkin sebelumnya introvert, mau tak mau dipaksa harus terbuka komunikasinya dengan orang lain.

Lama kelamaan, mereka terdidik sendiri untuk menambah pertemanan agar memiliki jaringan yang kuat.

Share: Facebook Twitter Linkedin