
Penyakit yang Mengganggu Mental: Kenali Jenis dan Gejalanya
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sayangnya, masih banyak orang yang belum menyadari betapa seriusnya dampak dari penyakit mental terhadap kehidupan sehari-hari. Gangguan mental bukan sekadar “sedih” atau “malas” yang bisa diabaikan begitu saja. Beberapa kondisi bahkan bisa memengaruhi cara berpikir, merasakan, bertindak, hingga kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sosial dan pekerjaan.
Yuk, kita kenali beberapa penyakit yang sering mengganggu kesehatan mental agar bisa lebih waspada dan peduli terhadap diri sendiri maupun orang-orang terdekat.
1. Depresi
Depresi adalah salah satu gangguan mental paling umum dan sering kali tidak disadari. Ini lebih dari sekadar merasa sedih atau kehilangan semangat.
Gejala Umum:
-
Perasaan sedih berkepanjangan
-
Hilangnya minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disukai
-
Sulit tidur atau justru tidur berlebihan
-
Merasa tidak berharga atau bersalah
-
Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri
Dampak:
Depresi bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan, hubungan sosial, bahkan fungsi fisik tubuh jika tidak ditangani dengan baik.
2. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorders)
Gangguan kecemasan ditandai dengan rasa khawatir atau raja zeus takut berlebihan yang sulit dikendalikan. Kecemasan ini bisa terjadi dalam situasi yang sebenarnya tidak mengancam.
Jenis dan Gejala:
-
Generalized Anxiety Disorder (GAD): Cemas terus-menerus tanpa alasan jelas.
-
Panic Disorder: Serangan panik tiba-tiba disertai sesak napas, jantung berdebar, dan ketakutan ekstrem.
-
Fobia: Ketakutan yang sangat kuat terhadap objek atau situasi tertentu (misalnya ketinggian, hewan, atau keramaian).
-
Social Anxiety: Takut berlebihan terhadap penilaian sosial atau berbicara di depan orang lain.
3. Gangguan Bipolar
Bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem—dari episode mania (sangat bahagia dan penuh energi) ke depresi (sangat sedih dan kehilangan semangat).
Gejala:
-
Episode mania: Energi berlebihan, sulit tidur, bicara cepat, merasa hebat, mengambil keputusan impulsif.
-
Episode depresi: Sedih, kelelahan, tidak tertarik pada apa pun, merasa tidak berdaya.
Orang dengan bipolar sering kali salah dipahami sebagai “moody”, padahal kondisi ini jauh lebih kompleks dan membutuhkan penanganan medis.
4. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan mental berat yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku.
Gejala:
-
Halusinasi (melihat atau mendengar hal yang tidak nyata)
-
Delusi (mempercayai hal yang tidak masuk akal)
-
Perubahan perilaku ekstrem
-
Gangguan berbicara atau berpikir
-
Kesulitan menjalani kehidupan sosial
Skizofrenia bukan kepribadian ganda, seperti yang sering disalahpahami. Ini adalah gangguan otak yang membutuhkan pengobatan dan dukungan jangka panjang.
5. Gangguan Makan (Eating Disorders)
Gangguan makan tidak hanya tentang makanan, tapi juga terkait erat dengan citra tubuh dan kesehatan mental.
Jenis:
-
Anorexia Nervosa: Takut gemuk yang ekstrem, sangat membatasi makanan.
-
Bulimia Nervosa: Makan dalam jumlah banyak lalu memuntahkannya kembali.
-
Binge Eating Disorder: Makan dalam jumlah berlebihan tanpa bisa mengontrolnya, disertai rasa bersalah.
Gangguan makan bisa berdampak pada kesehatan fisik, seperti kerusakan organ dan gangguan hormonal.
6. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
OCD melibatkan pikiran obsesif yang tidak diinginkan (obsesi) dan tindakan yang dilakukan berulang-ulang (kompulsi) untuk mengurangi kecemasan.
Contoh:
-
Terus-menerus mencuci tangan karena takut kuman
-
Memeriksa pintu atau kompor berulang kali
-
Menyusun benda dengan urutan tertentu secara kompulsif
Jika tidak ditangani, OCD bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.
7. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD adalah gangguan yang muncul setelah seseorang mengalami kejadian traumatis, seperti kekerasan, kecelakaan, bencana, atau kehilangan mendalam.
Gejala:
-
Kilas balik kejadian traumatis
-
Mimpi buruk berulang
-
Gangguan tidur
-
Mudah kaget atau marah
-
Menghindari situasi yang mengingatkan pada trauma
PTSD bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak, dan membutuhkan terapi khusus untuk pemulihan.
Kapan Harus Mencari Bantuan?
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala-gejala di atas secara berkepanjangan, mengganggu aktivitas sehari-hari, atau muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikolog, psikiater, dan konselor siap membantu dengan pendekatan yang tepat dan tanpa menghakimi.
BACA JUGA: Ciri-Ciri Sindrom Tourette: Mengenali Gangguan Neurologis yang Langka

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Mental
Kesehatan mental kerap kali dikesampingkan. Tak kali orang baru peduli akan kesehatan mental saat sudah mengalami situasi sulit seperti stres, depresi, gangguan makan, atau gangguan mental lainnya. Banyak orang berpendapat bahwa kesehatan mental seseorang utamanya dipengaruhi oleh riwayat genetik dan lingkungan. Tetapi hakekatnya, hal tersebut bukanlah satu-satunya hal yang berkontribusi pada kesehatan mental seseorang. Apa saja unsur yang memengaruhi kesehatan mental seseorang? Simak ulasannya berikut ini.
Elemen-Elemen yang Memengaruhi Kesehatan Mental
Apa penyebab seseorang dapat mengalami braxtonatlakenorman.com situasi sulit kesehatan mental? Diinfokan dari WebMD, Situasi kesehatan mental manusia ialah keadaan yang amat rumit Sebagian unsur yang dapat memengaruhi kesehatan mental antara lain:
Elemen Biologis
Elemen biologis turut membatasi peranan penting pada keadaan kesehatan mental seseorang. Sebagian penyakit mental kerap dikaitkan dengan fungsi tidak normal pada sirkuit sel saraf yang mengaitkan kawasan otak tertentu. Sel saraf pada sirkuit otak memperkenalkan sinyal melewati senyawa kimia yang disebut neurotransmitter. Saat ada situasi sulit pada neurotransmitter, seseorang dapat mengalami gangguan seperti gangguan suasana hati atau gangguan kecemasan.
Baca Juga : Tips Mengatasi Masalah Psikis pada Remaja Zaman Now
Elemen biologis ini juga erat kaitannya dengan bagaimana keadaan kesehatan jasmani tubuh Anda seperti:
- Riwayat genetik
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Tradisi merokok dan minum alkohol
- Kurang tidur
- Aktivitas jasmani atau olahraga
- Pola makan sehari-hari
- Penyakit yang sedang dialami
Elemen Psikis
Elemen psikis yang mungkin berkontribusi terhadap penyakit mental antara lain:
Stress psikis parah yang diderita semasa kecil seperti pelecehan emosi, jasmani, atau seksual
Kehilangan orang yang dicintai seperti kehilangan orang tua, kakak, adik, teman, atau orang terdekat lainnya
Pernah ditelantarkan
Tidak sanggup menjalin kekerabatan bagus dengan orang lain
Mengalami tekanan dari lingkungan sekitar (sekolah, kantor, tetangga)
Merasa tak percaya diri dan rendah diri
Elemen Lingkungan Sosial
Kesehatan mental seseorang juga dapat dipengaruhi oleh unsur sosial. Adanya situasi sulit atau tekanan dari lingkungan sekitar dapat memicu situasi sulit penyakit mental. Sebagian situasi sulit sosial yang dapat memicu stres antara lain:
- Perceraian atau kematian pasangan
- Keluarga yang tak utuh
- Perasaan tak sanggup, rendah diri, kuatir, marah, atau kesepian
- Sulit mengikuti keadaan dengan lingkungan baru seperti pindah profesi atau sekolah
- Mempunyai situasi sulit pada citra diri seperti merasa tak indah seperti standar kecantikan pada umumnya
Orang yang mengalami situasi sulit kesehatan mental dampak unsur sosial adakalanya sulit dideteksi. Akibatnya ini disebabkan oleh sulitnya keterbukaan seseorang mengenai keadaan kesehatan mentalnya pada orang lain, termasuk psikolog atau dokter. Elemen progres penyembuhan adakalanya memakan waktu lebih lama.
Elemen Sosial Ekonomi
Diinfokan dari WebMD, penelitian memperlihatkan adanya kekerabatan antara situasi sulit sosial dan ekonomi dengan kesehatan mental yang buruk. Elemen sosial ekonomi yang berkontribusi terhadap situasi sulit kesehatan mental mencakup:
- Pengangguran
- Berpenghasilan rendah
- Kemiskinan
- Utang
- Situasi kehidupan yang buruk atau tak stabil
- Pendidikan rendah
